Kamis, 07 Februari 2013


APA ITU NAMANYA "PANTING" ALAT MUSIK

Dentingan “Panting”, keprakan “Babun”, sayatan biola, tiupan suling, dan pukulan gong yang dimainkan bersamaan, menjadi sebuah harmonisasi musik yang sangat nikmat untuk didengarkan. Irama melayunya tanpa sadar membuat badan bergoyang.
Menurut kepercayaan masyarakat pembuat “Panting”, “Panting” akan mempunyai daya tarik yang hebat apabila ia diberi azimat. Karena itu, pada masa lalu, pembuat “Panting” selalu memasukkan sesuatu ke dalam perut “Panting” sebelum “Panting” diselesaikan.
Azimat-azimat tersebut antara lain tambang lirang, yaitu semacam guna-guna. Menurut kepercayaan para pembuat “Panting”, Tambang Lirang dapat membuat penggemar dan penonton jadi tergila-gila terhadap musik “Panting”. Sehingga, mereka selalu ingin menontong pertunjukan musik “Panting”. Tambang Lirang menumbuhkan kerinduan penonton terhadap bunyi yang didengarnya sangat merdu.
Azimat lainnya adalah Bunga Kenanga. Dalam hal ini, bunga kenanga dimaksudkan agar penonton menyukai musik “Panting” dan merasa rindu dendam manakala tidak mendengar “Panting” di sentil orang.
Selain itu, ada pula Sumbaga yang bertujuan agar penonton terpesona terhadap gelaran bunyi “Panting”, serta tulisan tertentu yang bertujuan agar penonton terpukau mendengar bunyi “Panting”.
Di kalangan Pemantingan dikenal pula adanya datu-datu pemelihara “Panting”. Menurut kepercayaan, datu itu biasa memberikan bobot bunyi yang sangat merdu. Beberapa datu yang paling dikenal adalah Datu Lampai, Datu Bangkala, Datu Kalambahai, Datu Kundarai, Datu Ujung, dan Datu Lampai Sari yang merupakan satu-satunya datu perempuan.
Di masa dulu, jika “Panting” mau dimainkan di tengah banyak orang, terlebih dahulu di panggil datu-datu tersebut dengan cara membakar kemenyan dan meletakkan “Panting” di atas asap kemenyan tersebut.
Dalam hal bentuk, “Panting” mempunyai perbedaan-perbedaan. Karena adanya perbedaan tersebut, maka muncullah nama-nama “Panting”. Beberapa nama yang sempat diinventarisir adalah Lalai Gajah, Putri Kurung, Putri Manjanguk, Mayang Bungkus atau Mayang Marakai, Sari Dewi, dan Si Runtuh Palatar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar